Manfaat buku sekolah elektronik (BSE)








Buku sekolah elektronik atau biasa disebut juga BSE merupakan sebuah materi yang ditulis dalam bentuk pdf untuk menunjang belajar siswa paling tidak dengan adanya bse ini juga sebagai langkah penyelamatan bumi. Setiap lembar dari sebuah buku itu kita umpamakan sebagai satu ranting pohon bayangkan jika sebuah buku bmempunyai setarus halaman toh sudah seratus ranting yang kita gunakan itu

Robohkan Saja Sekolah-Sekolah







Lagi marak-maraknya UAN gagal nasional yang tengah diberitakan di banyak media masa, sempat terfikir dalam benak saya sebenarnya sekolah-sekolah dirobohkan saja, tidak usah diadakan pendidikan formal toh nyatanya sekarang ini banyak yang mengeluh tentang sistem pendidikan yang sedang berlangsung di negara kita ini. Kenapa harus dengan nilai yang tinggi baru dikatan berhasil dalam menjalani

tips belajar matematika menyenangkan

MENYERAMKAN !!!! itulah sebuah momok yang hadir ketika anak-anak akan memulai belajar ‎matematika, ha ha ha.... siapa sih yang menanamkan momok itu pada anak-anak. seharusnya momok itu ‎belajar matematika menyenangkan itu bisa di tanamkan sejak masih kecil sehingga ketika anak beranjak ‎benar-benar bergelut dengan rumus matematika tidak ada lagi momok menyeramkan, oke sekarang ‎simak baik-baik ya

Menanamkan belajar matematika itu menyenangkan sejak balita


Cara membangun belajar matematika itu menyenangkan sejak dini, nah itulah pokok bahasan kita kali ini yang akan kita bahas bersama, so baca baik-baik ya kalo ada kekurangan tolong di tambahi di komen ya, terima kasih sebelumnya....





Untuk meningkatkan rasa cinta pada matematika anak perlu dirangsang sejak dini.  karena jika anak sudah memasuki umur balita kita bisa sedikit-sedikit memberikan

Terapkan Belajar Matematika Itu Menyenangkan







Mengajak seorang anak untuk  belajar Matematika itu mudah. Anda bisa memulainya dari keadaan sehari-hari. Misal ketika sedang menyajikan
makanan, Anda bisa meminta anak membantu sekaligus belajar. Dengan cara
yaitu meminta anak menghitung berapakah banyaknya piring atau gelas yang
dibutuhkan untuk menyajikan makanan.



Ketika pulang berbelanja, mintalah buah hati kita untuk memilah barang

KONSEP-KONSEP DAN HUKUM-HUKUM DALAM ILMU GEOLOGI


Untuk dapat memahami ilmu geologi, pemahaman tentang konsep-konsep dan hukum-hukum dalam ilmu geologi sangatlah penting dan merupakan dasar dalam mempelajari ilmu geologi. Adapun hukum dan konsep geologi yang menjadi acuan dalam geologi antara lain adalah konsep tentang susunan, aturan dan hubungan antar batuan dalam ruang dan waktu. Pengertian ruang dalam geologi adalah tempat dimana batuan itu terbentuk sedangkan pengertian waktu adalah waktu pembentukan batuan dalam skala waktu geologi. Konsep uniformitarianisme (James Hutton), hukum superposisi (Steno), konsep keselarasan dan ketidakselarasan, konsep transgresi-regresi, hukum potong memotong (cross cutting relationship) dan lainnya.

1.      Doktrin Uniformitarianisme

James Hutton (1785) : Sejarah ilmu geologi sudah dimulai sejak abad ke 17 dan 18 dengan doktrin katastrofisme yang sangat populer. Para penganutnya percaya bahwa bentuk permukaan bumi dan segala kehidupan diatasnya terbentuk dan musnah dalam sesaat akibat suatu bencana (catastroph) yang besar. James Hutton, bapak geologi modern, seorang ahli fisika Skotlandia, pada tahun 1795 menerbitkan bukunya yang berjudul “Theory of the Earth”, dimana ia mencetuskan doktrinnya yang terkenal tentang Uniformitarianism.

Uniformitarianisme merupakan konsep dasar geologi modern. Doktrin ini menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung saat ini berlangsung juga pada masa lampau. Artinya, gaya-gaya dan proses-proses yang membentuk permukaan bumi seperti yang kita amati saat ini telah berlangsung sejak terbentuknya bumi. Doktrin ini lebih terkenal sebagai “The present is the key to the pastdan sejak itulah orang menyadari bahwa bumi selalu berubah. Dengan demikian jelaslah bahwa geologi sangat erat hubungannya dengan waktu. Pada tahun 1785, Hutton mengemukakan perbedaan yang jelas antara hal yang alami dan asal usul batuan beku dan sedimen. James Hutton berhasil menyusun urutan intrusi yang menjelaskan asal usul gunungapi. Dia memperkenalkan hukum superposisi yang menyatakan bahwa pada tingkatan yang tidak rusak, lapisan paling dasar adalah yang paling tua. Ahli paleontologi telah mulai menghubungkan fosil-fosil khusus pada tingkat individu dan telah menemukan bentuk pasti yang dinamakan indek fosil. Indek fosil telah digunakan secara khusus dalam mengidentifikasi horison dan hubungan suatu tempat dengan tempat lainnya.

William Smith (1769-1839): Mengemukakan suatu konsep yang diterapkan pada perulangan lapisan-lapisan batuan sedimen yang ada di Inggris. Smith telah membuktikan bahwa dalam perioda waktu yang sama akan terjadi perulangan lapisan batuan yang sama dan setiap formasi pada lapisan batuan akan mempertlihatkan karakter yang sama. Berdasarkan hal tersebut, Smith mengajukan suatu konsep yang dikenal dengan hukum suksesi fauna.

2.      Hukum Superposisi (Nicholas Steno)

1. Horizontalitas (Horizontality) : Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan adalah horisontal, kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut kemiringan asli (initial-dip) karena dasar cekungannya yang memang menyudut.

2. Superposisi (Superposition) : Dalam kondisi normal (belum terganggu), perlapisan suatu batuan yang berada pada posisi paling bawah merupakan batuan yang pertama terbentuk dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan diatasnya.

3. Kesinambungan Lateral (Lateral Continuity) : Pelamparan suatu lapisan batuan akan menerus sepanjang jurus perlapisan batuannya. Dengan kata lain bahwa apabila pelamparan suatu lapisan batuan sepanjang jurus perlapisannya berbeda litologinya maka dikatakan bahwa perlapisan batuan tersebut berubah facies. Dengan demikian, konsep perubahan facies terjadi apabila dalam satu lapis batuan terdapat sifat, fisika, kimia, dan biologi yang berbeda satu dengan lainnya.

3. Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)

a)                  Keselarasan (Conformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu (menerus), tidak terdapat selang waktu (rumpang waktu) pengendapan. Secara umum di lapangan ditunjukkan dengan kedudukan lapisan (strike/dip) yang sama atau hampir sama, dan ditunjang di laboratorium oleh umur yang kontinyu.


b)                  Ketidak Selarasan (Unconformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya (batas atas atau bawah) yang tidak kontinyu (tidak menerus), yang disebabkan oleh adanya rumpang waktu pengendapan. Dalam geologi dikenal 3 (tiga) jenis ketidak selarasan, yaitu (lihat gambar 1.3):

Gambar 1.3 Tiga jenis bentuk ketidakselarasan dalam geologi: Angular unconformity, Disconformity, dan Nonconformity


1) Angular Unconformity (Ketidakselarasan Bersudut) adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan lainnya), memiliki hubungan/kontak yang membentuk sudut.
2) Nonconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan beku atau metamorf.

3) Disconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan lainnya) yang dibatasi oleh satu rumpang waktu tertentu (ditandai oleh selang waktu dimana tidak terjadi pengendapan).



Gambar 1.4 Foto singkapan batuan-batuan yang memperlihatkan hubungan yang tidak selaras: ketidakselarasan bersudut (Angular Unconformity)


4.      Genang laut dan Susut laut (Transgresi dan Regresi )

a). Transgresi (Genang Laut). Transgresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah laju penurunan dasar cekungan lebih cepat dibandingkan dengan pasokan sedimen (sediment supply). Garis pantai maju ke arah daratan.

b). Regresi (Susut Laut). Regresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah laju penurunan dasar cekungan lebih lambat dibandingkan dengan pasokan sedimen (sediment supply). Garis pantai maju ke arah lautan.

5.      Hubungan potong memotong (Cross-cutting relationships)

Hubungan petong-memotong (cross-cutting relationship) adalah hubungan kejadian antara satu batuan yang dipotong/diterobos oleh batuan lainnya, dimana batuan yang dipotong/diterobos terbentuk lebih dahulu dibandingkan dengan batuan yang menerobos.

Pada gambar 1.6 terlihat urutan kejadian dan umur batuan adalah sebagai berikut: batuan yang terbentuk/terendapkan pertama kali adalah Formasi (Fm) Lutgrad, selanjutnya berturut-turut adalah Fm Birkland, Fm. Leet Junction.

Ketiga formasi batuan tersebut kemudian mengalami orogenesa disertai terbentuknya batuan terobosan (Intrusi) Granit dan kemudian tererosi membentuk bidang ketidak selarasan bersudut dan dilanjutkan dengan pengendapan Fm. Larsonton dan aktivitas magma berupa Intrusi Dike, dilanjutkan dengan pembentukan Fm. Foster City, Fm. Hamlinville, dan batuan termuda dan terakhir terbentuk adalah Skinner Guich Limestone.


Gambar 1.5 Hubungan potong memotong (crosscutting relationships): Fm. Lutgrad, Fm. Birkland, dan Fm. Leet Junction diterobos oleh intrusi Granit dan kemudian terbentuk Fm. Larsonton disertai intrusi Dike, kemudian dilanjutkan dengan pengendapan Fm. Foster, Fm. Hamlinville, dan Skinner Guich Limestone.

Gambar 1.6 dan gambar 1.7 adalah contoh lain dari hubungan batuan yang saling potong-memotong. Pada gambar 1.6 merupakan intrusi berbentuk dike (warna hitam) yang memotong batuan sampingnya (warna putih), sedangkan gambar 1.7 adalah intrusi berbentuk gang/korok (warna coklat muda) yang menerobos batuan samping (warna abu-abu kecoklatan). Hal yang sama berlaku juga pada gambar 1.8 antara batuan intrusi berbentuk gang dengan batuan sampingnya.


Gambar 1.6 Foto singkapan batuan intrusi dyke (warna gelap) memotong batuan samping (warna terang). Intrusi dyke lebih muda terhadap batuan sampingnya.



Gambar 1.7 Foto singkapan batuan intrusi korok (warna coklat muda) memotong batuan samping (warna abu-abu kecoklatan). Intrusi gang lebih muda terhadap batuan sampingnya.
  

Gambar 1.8 Foto singkapan batuan intrusi gang / korok (warna coklat tua) memotong batuan granit (warna coklat terang). Intrusi korok lebih muda terhadap batuan sampingnya. 

KOMPAS GEOLOGI


1. Kompas Geologi dan Bagian-Bagiannya
Kompas Klinometer dan ”hand level” merupakan alat-alat yang dipakai dalam berbagai kegiatan survei, dan dapat digunakan untuk mengukur kedududkan unsur-unsur struktur geologi. Kompas geologi merupakan kombinasi dari ketiga fungsi alat tersebut. Jenis kompas yang akan dibahas disini adalah ”Brunton” atau tipe Brunton dari berbagai merk.

Bagian-bagian utama kompas geologi terdiri dari :
a. Jarum magnet
Ujung jarum bagian utara selalu mengarah kekutub utara magnet bumi. Dalam hal ini arah utara sebenarnya harus dikoreksi terhadap deklinasi dan inklinasi yang harganya tergantung dari posisi kutub magnet bumi dimana kompas tersebut digunakan. Penting sekali untuk memperhatikan dan kemudian mengingat-ingat tanda yang digunakan untuk mengenal ujung utara jarum kompas itu. Biasanya diberi warna (merah, biru, atau putih).

b. Lingkaran pembagian derajat (Graduated circle)
Dikenal 2 macam jenis kompas yaitu kompas azimuth dengan pembagian derajat dimulai 0o arah utara (N) samapi 360o, tertulis berlawan dengan arah perputaran jarum jam dan kwadra, denganpembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) dan selatan (S), sampai 90o pada arah timur (E) dan barat (W).

c. Klinometer
Klinometer adalah bagian kompas untuk mengukur besarnya kecondongan atau kemiringan suatu bidang atau lereng.

d. Penunjuk Arah (sighting arm)
Gunanya adalah untuk menunjukkan arah mata angin sesuai jarum kompas.

Gambar 1. Bagian-Bagian Kompas


2. Cara Pembacaan Kompas Geologi
Kita mengenal adanya dua jenis skala kompas, yaitu azimuth dan kwadran. Pada kompas Azimuth (pembagian lingkaran 360o) selalu dibaca jarum Utara melalui timur, dan kemudian diamati angka yang ditunjukannya. Biasnya jarum utara dibedakan dengan jarum selatan dengan diberi tanda putih atau merah pada ujungnya.

Gambar 2. Dua macam pembagian derajat pada kompas geologi, yaitu Pembagian Kuadran (0o-90o) dan Pembagian Azimuth (0o-360o)

Untuk menyatakan arah, dibaca N 220oE, berarti arah yang ditunjukan kompas adalah barat daya (pembacaan selalu mengikuti pi\utaran N-E). Pada kompas kuadaran (Pembagian lingkaran 90o), dibaca jarum Utara, disebutkanangka yang ditunjukan, dan letak kwadran yang ditujujan jarum utara, Umpamanya S 45o E, berarti arah yang ditunjukan adalah tenggara.

Sebelum kompas digunakan di lapangan, hendaknya diperiksa trelebih dahulu apakah inklinasi dan deklinasinya telah disesuaikan denga keadaan tempat pekerjaan. Inklinasi adalah kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan letak geografis suatu daerah terhadap kutub bumi. Sudut kecondongan akan hampir 0(horizontal) apabila kita berada di dekat / di sekitar Equator, dan semakin bertambah besar apabila mendekati kutub-kutub bumi. Dengan demikian, maka tiap tempat diatas muka bumi ini akan mempunyai sudut deklinasi yang berbeda-beda.

Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat digunakan dengan baik, kedudukan jarum harus horizontal. Untuk menanganinya, bisa digunakan beban yang dapat digeser sepanjang jarum kompas dan diletakan pada bagian jarum yang bermagnet.

3. Penggunaan Kompas Geologi
Penggunaan kompas geologi antara lain adalah sebagai berikut :
3.1 Menentukan arah
Arah yang dimaksud disini adalah arah dari titik tempat pengukuran ketempat yang dibidik atau yang dituju. Cara menembakkan kompas untuk menentukan arah dapat dengan cara:

a. Kedudukan Kompas Setinggi Pinggang atau Dada
Cara kerjanya :
- Kompas dipegang setinggi pinggang atau dada
- Kompas dibuat horizontal dan dipertahankan sedemikian ruoa, selama penembakan.
- Cermin diatur sedemikian rupa sehingga terbuka kira-kira 135o menghadap sasaran dan sighting arm dibuka horizontal dengan peep sight ditegakan.
Kompas diputar sedemikian rupa sehingga sasaran tampak pada cermin dan berhimpit dengan ujung sighting arm dan garis pad cermin
- Baca ujung utara kompas setelah jarum tidak bergerak, hasil pembacaan adalah arah sasaran yang dimaksud.

Gambar 3. Cara Menentukan Arah dengan Kedudukan Kompas Geologi Setinggi Dada stau Pinggang

Gambar 4. Kedudukan Kompas dengan Bukaan Cermin Kompas
b. Kedudukan Kompas Setinggi Mata
Cara kerjanya :
- Tutup kompas dibuka kira-kira 45o, sighting arm dibuka dan peep sighn ditekuk 90o.
- Kompas dipegang dengan tangan kanan yang ditekung pada posisi horizontal
- Bidik sasaran melalui peep sigh dan sighting window
- Kompas dihorizontalkan nivo dilihat melalu cermin
- Baca ujung selatan jarum kompas setelah jarum kompas diam. Hasil pembacaan adalah arah yang dimaksud.

Gambar 5 Cara Menetukan Arah Dengan Kedududkan Kompas Geologi Setinggi Mata

Gambar 6 Kedudukan Bukaan Cermin Kompas Geologi

3.2 Mengukur besar kelerengan atau sudut
Cara kerjanya :
- Tutup kompas dibuka kira-kira 45o, sighting arm dibuka dan peep sight ditekuk 90o.
- Kompas dipegang dengan tangan kanan (dibantu dengan tangan kiri) yang ditekuk pada posisi vertikal.
- Sasaran dibidik melalui peep sight dan sighting window
- Klinometer di horizontalkan (dilihat lewat cermin) dengan menutar tangkai di belakang kompas.
- Baca sudut pada bususr setengah derajat lingkaran.

3.3 Mengukur kedudukan struktur
Kedudukan struktur dapat dinyatakan dalam besaran arah (jurus atau strike) dan kemiringan (dip), atau hanya besaran arah saja. Prinsip penggunaan kompas sarna dengan menentukan arah dan sudut lereng. Kedudukan struktur yang diukur adalah kedudukan struktur dari Bidang perlapisan.
Cara kerjanya :
- Tempelkan sisi timur pada bidang yang akan diukur, kompas dihorizontalkan, dan dibaca kedudukan ujung utara jarum kompas. Jarum perlapisan diperoleh. Ditulis dengan sistem azimut N... o E. Sebelum kompas diangkat, tempat kompas yang ditempelkan tadi digaris.
- Tempelkan sisi barat kompas (kedudukan kompas tegak) pada posisi tegak lurus terhadap jurus (garis yang dibuat tadi). Klinometer dihorizontalkan dan dibaca besar pada busur setengah lingkaran kemiringan perlapisan diperoleh dengan penulisan N... o E/...o.
- Arah kemiringan diukur dengan menempelkan sisi selatan kompas pada arah jurus (garis yang dibuat tadi), kompas dihorizontalkan, baca arahnya. Arah kemiringan tidak dicantumkan dalam penulisan kedudukan perlapisan.

Gambar 7. Pengukuran Kedudukan Struktur Bidang, a. Pengukuran Jurus, b. Pengukuran Kemiringan, c. Pengukuran Arah Kemiringan

KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA DIDASARKAN PADA TINGKAT KEYAKINAN GEOLOGI DAN KAJIAN KELAYAKAN


Pengelompokan tersebut mengandung dua aspek, yaitu aspek geologi dan aspek ekonomi. Klasifikasi sumberdaya batubara adalah sebagai berikut:

1. Sumber Daya Batubara Hipotetik (Hypothetical Coal Resource)
Sumber daya batubara hipotetik adalah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan survei tinjau. Sejumlah kelas sumber daya yang belum ditemukan yang sama dengan cadangan batubara yg diharapkan mungkin ada di daerah atau wilayah batubara yang sama dibawah kondisi geologi atau perluasan dari sumberdaya batubara tereka. Pada umumnya, sumberdaya berada pada daerah dimana titik-titik sampling dan pengukuran serat bukti untuk ketebalan dan keberadaan batubara diambil dari distant outcrops, pertambangan, lubang-lubang galian, serta sumur-sumur. Jika eksplorasi menyatakan bahwa kebenaran dari hipotesis sumberdaya dan mengungkapkan informasi yg cukup tentang kualitasnya, jumlah serta rank, maka mereka akan di klasifikasikan kembali sebagai sumber daya teridentifikasi (identified resources).

2. Sumber Daya Batubara Tereka (inferred Coal Resource)
Sumber daya batubara tereka adalah jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan prospeksi.

Titik pengamatan mempunyai jarak yang cukup jauh sehingga penilaian dari sumber daya tidak dapat diandalkan. Daerah sumber daya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas data dari titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti geologi dalam daerah antara 1,2 km – 4,8 km. termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sub bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan ketebalan 150 cm atau lebih.

3. Sumber Daya Batubara Tertunjuk (Indicated Coal Resource)
Sumber daya batubara tertunjuk adalah jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluan.


Densitas dan kualitas titik pengamatan cukup untuk melakukan penafsiran secara relistik dari ketebalan, kualitas, kedalaman, dan jumlah insitu batubara dan dengan alasan sumber daya yang ditafsir tidak akan mempunyai variasi yang cukup besar jika eksplorasi yang lebih detail dilakukan.  Daerah sumber daya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas data dari titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti gteologi dalam daerah antara 0,4 km – 1,2 km. termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sib bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan ketebalan 150 cm.

4. Sumber Daya Batubara Terukur (Measured Coal Resourced)
Sumber daya batubara terukur adalah jumlah batubara di daerah peyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat–syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci.

Densitas dan kualitas titik pengamatan cukup untuk diandalkan untuk melakukan penafsiran ketebalan batubara, kualitas, kedalaman, dan jumlah batubara insitu. Daerah sumber daya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas data dari titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti geologi dalam radius 0,4 km. Termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sub bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan ketebalan 150 cm.

IDENTIFIKASI MINERAL PADA POSISI NIKOL SILANG


Pengamatan nikol silang dilakukan jika sayatan berada pada diagonal sumbu C, yaitu dengan memasang prisma polarisasi bagian atas. Sifat-sifat optis mineral yang diamati pada posisi nikol silang adalah birefringence (interference ganda), twinning (kembaran): tipe kembaran dan arah orientasinya dan sudut gelapan: sejajar / miring pada sudut berapa.

Sifat Birefringence (BF)

Standardisasi sayatan tipis memiliki ketebalan 0,03 mm. Dalam sayatan tipis, interference mineral harus dapat diamati, yang hanya dapat dalam sayatan tipis 0,03 mm. Ct. warna interference kuarsa terrendah berada pada orde pertama putih (abu-abu) atau mendekati warna kuning orde I. Warna interference dapat dilihat dari posisi horizontal sayatan. Setelah warna interference diketahui, pengamatan dilanjutkan melalui garis diagonalnya hingga didapatkan sifat birefringence (BF). Dari posisi birefringence, dengan meluruskan ke bawah melalui garis diagonal ke perpotongannya, akan diketahui ketebalan standarnya, apakah lebih tebal atau tidak dari 0,03 mm. Orde warna interference dan birefringence menggunakan tabel warna Michel-Levy.

Birefringence ditentukan dari refraksi ganda pada pantulan sinar maximum (warna orde tertinggi). BF dapat dilihat jika posisi sayatan berada pada sudut pemadaman 45O terhadap nikol. BF dapat digunakan (bertujuan) untuk menguji ketebalan sayatan kristal. Sifat BF mineral dapat dilihat pada table sifat-sifat mineral (Bloss, 1961; Kerr, 1959; Larsen and Berman, 1964; Rogers and Kerr, 1942) yang disertai dengan perubahan antara indeks refraksi tertinggi dan terrendahnya.

Sifat difraksi maximum biasanya juga dapat diperikan dalam sifat ini. Jika obyek memiliki belahan jelas atau bentuk kristalnya terorientasi pada keping gelas dasarnya, beberapa partikel harus disusun ulang hingga berorientasi baru, yaitu dengan membuka cover glass dan mineral didorong secara horizontal. Birefringence secara relatif sama pada setiap kelompok (kelas) mineral yang sama, ct. piroksen, amfibol dan plagioklas. Indeks refraksi dan warna mungkin berbeda di antara satu kelompok mineral, namun warna BF-nya hampir sama.

BF dapat diamati di bawah mikroskup dengan memasang lensa Bertrand (keping gipsum). Lensa Bertrand keberadaannya sering terpisah dari mikroskop. Lensa ini dapat dilepaskan. Sifat BF dapat diamati pada posisi nikol silang, yaitu dengan memasang lensa Bertrand pada posisinya (yaitu di atas analyzer). Perubahan warna yang dihasilkan biasanya ditentukan oleh warna reliefnya dan ketebalan sayatannya.

Jika reliefnya rendah (tidak berwarna) maka memiliki sifat BF tinggi. Kanada balsam memiliki sifat BF tertinggi hitam.


Gambar 1. Diagram Michel-Levy untuk mengetahui orde warna BF pada mineral; yaitu warna interferene maksimum yang dapat dilihat setelah lensa Bertrand (keping/prisma gips) dipasang



Gambar 2. Warna interferene maksimum yang dapat dilihat setelah lensa Bertrand (keping/prisma gips) dipasang


III.2. Sifat Kembaran (Twinning)

Yaitu sifat yang ditunjukkan oleh mineral akibat pertumbuhan bersama kristal saat pengkristalannya. Berbentuk kisi-kisi yang dibentuk oleh orientasi pertumbuhan kristalografi. Sifat ini dapat diamati pada posisi pengamatan nikol silang. Berhubungan dengan sifat pemadamannya.

Bentuk Kembaran berhubungan dengan bentuk simetri dari dua atau lebih bagian-bagian (bayangan kembar, sumbu rotasi). Macam-macam kembaran:
1)         Refleksi (berbentuk bidang kembar); Ct: model kembaran gypsum “fish-tail”, 102 dan 108
2)         Rotasi dengan memutar meja obyektif (biasanya 180o) memiliki bentuk kembaran sumbu: normal parallel. Ct: kembaran carlsbad, model 103
3)         Inversi (kembaran ke pusat)
l  Kembaran Multiple (> 2 segmen memiliki kesamaan sifat optis yang terulang)
l  Kembaran Cyclic - kembaran berulang yang bidang-bidang kembarannya tidak parallel; ct: kembaran polisintetik Albite pada plagioklas.
Jenis-jenis kembaran lain yang umum dijumpai dalam beberapa mineral adalah:
  • Kembaran Albit: terbentuk oleh pertumbuhan bersama feldspar plagioklas dengan sistem kristal: Triclinic; merupakan kembaran yang umum dijumpai pada plagioklas pada 010.


 
Posisi nikol silang diputar 45o

Posisi nikol silang diputar 90o

Gambar 3. Kembaran Polisintetik Albit pada Plagioklas

·         Kembran polisintetis juga dapat diamati dalam pengamatan megaskopis pada Chrysoberryl dan Aragonit membentuk kembaran cyclic.

Gambar 4. Kembaran polisintetik cyclic pada Chrysoberryl dan Aragonit

  • Kembaran sederhana, contoh pada piroksen posisi {100}



Gambar 5. Kembaran sederhana pada Clinopyroxene (augite) posisi {100}


Mineral-mineral prismatik panjang biasanya memiliki kembaran, sebagai contoh adalah plagioklas dan klinopiroksen. Kembaran yang umum dijumpai pada Plagioklas:
- Sederhana Carlsbad pada (010)
- Polysyntetic Albite pada (010)
- Pericline pada (101)


Gambar 6. Kembarran sederhana Carlsbad, Polisintetik albit dan Pericline pada Plagioklas


Sifat Gelapan (Extinction)

Adalah fungsi hubungan orientasi indikatrik dan orientasi kristalografik. Mineral anisotropik menunjukkan gelapan pada posisi nikol silang dengan rotasi tiap 90O. Gelapan muncul ketika kedudukan salah satu vibrasi sejajar polarizer bawah. Dampaknya adalah seluruh sinar datang ditahan oleh polarizer atas sehingga tidak membentuk getaran. Seluruh sinar yang melalui mineral terserap pada polarizer atas, dan mineral terlihat gelap. Pada putaran posisi 45°, komponen maximum dari sinar cepat dan sinar lambat mampu dirubah menjadi vibrasi pada polarizer atas. Hanya perubahan warna interference saja yang menjadi lebih terang atau lebih gelap saja, warna sebenarnya tidak berubah.

Banyak mineral secara umum membentuk butiran memanjang dan dengan mudah dikenali kedudukan belahannya, ct. biotit, horenblenda, plagioklas. Sudut pemadaman adalah sudut antara panjang atau belahan mineral dan kedudukan vibrasi mineral. Nilai sudut pemadaman masing-masing mineral bervariasi mengikuti arah orientasi butirannya.

Tipe Pemadaman
- Pemadaman Parallel ; Mineral menjadi gelap ketika belahannya atau sumbu panjang searah terhadap salah satu benang silangnya. Sudut pemadaman (EA) = 0°; contoh: Orthopiroksen dan Biotite
- Pemadaman Miring; mineral gelap ketika belahan membentuk sudut dengan benang silang, (EA) > 0° ; contoh: Klinopiroksen dan Horenblenda
- Pemadaman Simetri: mineral menunjukkan belahan 2 arah atau dua perbedaan muka kristal memungkinkan untuk mengukur dua sudut gelapan antara masing-masing belahan atau muka dan kedudukan vibrasi. Jika 2 sudut sama maka akan dijumpai pemadaman simetri, (EA1 = EA2); contoh: Amfibol dan Kalsit
- Tanpa belahan: mineral yang tidak memanjang atau tidak memperlihatkan belahan yang mencolok, akan memberikan pemadaman setiap diputar 90°, tetapi tidak dapat diukur sudut pemadamannya; contoh: Kuarsa dan olivin

a. Pemadaman Paralel
- Semua mineral uniaxial menunjukkan pemadaman parallel
- Mineral-mineral orthorhombik menunjukkan pemadaman parallel (hal itu karena sumbu kristal dan sumbu indicatrik serupa)

b. Sudut Pemadaman Miring
- Mineral-mineral Monoclinic dan Triclinic memiliki sumbu indikatrik yang tidak serupa dengan subu kristalnya ---- memiliki pemadaman miring
- Sudut pemadaman dapat membantu memerikan nama mineralnya



Pemadaman paralel

Pemadaman miring
Gambar 7. Ilustrasi pemadaman paralel (kiri) dan pemadaman miring (kanan)


Pemadaman orthopiroksen



PPL

XN

Klinopiroksen

Sudut pemadaman

Pemadaman Klinopiroksen


Gambar 8. Contoh mineral dengan pemadaman paralel pada ortopiroksen (atas) dan pemadaman miring pada klinopiroksen (bawah)